Kamis, 15 Januari 2009

perubahan


Desa-kota

Kota rindu desa. Membuat hubungan selama ini menjadi kejahatan sosial. Air telaga yang melalui ranting-ranting dan daun bukit menemani individu-individu yang frustasi dalam perjuangan terbatas. Anak lembah mulai takut dan bersembunyi dipinggir desa. Mekanisme yang ada mempertahankan kestabilan ritual. Namun kota tetap mengulur kaki dijernih telaga desa. Keseimbangan menjadi terganggu dan tidak stabil dalam keragaman waktu. Sungai turut sedih menjemput bening air yang menelusuri pinggir desa. Sangsi-sangsi yang terjadi menjadi goyah kearah perubahan. Embunnya takut mendekati kaki-kaki kota yang masih memecah anak-anak telaga. Beberapa dekade mengalahkan kecendrungan formal. Walaupun sebagian anak kota rindu hinggab diujung ranting pinggir sungai dan ingin berkaca pada bening air telaga. Perubahan ini menjadi instrumen dalam mengungkap konflik desa-kota.


Bukittinggi, 13 Januari 2009