Kamis, 31 Oktober 2013

Sungai, dermaga dan pelukan

Nafasku bergerak menyusuri sungai ketika langit mulai menyapa. Kulihat wajahmu berbinar diukir hulu. Dengan hati-hati kupangil redup dan lembut matamu. Kau menyahut lirikku, tapi kibasan angin dirambutmu menutup segera. Sedikit malu kutangkap dari rona dipipimu. Kau menunduk menyentuh air agar tak terlihat. Kembali kutunggu angin membuka lirikmu. Nafasku berpacu dengan suara ombak. Angin dan deru mesin menggangu hasratku. Sepertinya habis sisa lirikmu. Tetap kutunggu pada tepi dan pinggir yang sama. Kucoba meraup bayu dan desir angin esok pagi. Untuk bisa mememeluk bayangmu di telaga. Buat istriku tercinta, we love you.. Batang Anai..November 2013