Selasa, 26 Januari 2010

makam papa



Ziarah

Angin yang lembut, matahari yang redup dan senyum penjual bunga menopang getar-getar kakiku menujumu. Seperti tahun-tahun peziarahanku mata dan otakku begitu kenal bujur-bujur tanah yang semakin sempit dan berhimpit, seperti semrautnya kota ini. Kelopak melati yang hilang, tangkai-tangkainya yang legam, tetap kutabur diujung makam.

Pa, titip rindu dari menantu dan cucumu yang kini ada…


Jakarta, Des 2009