Senin, 10 Mei 2010
Terima kasih
Mama
Mama menyimpan kantuk untuk membuka subuh yang dingin
Wajahnya yang lembut bersinar disentuh wudhu
Akar-akar fajar menyambung do’a mama kepenjuru langit
Setiap katanya melantun lembut dibenak malaikat
Untuk menyambung hidup kami hari ini
Mentari yang cerah menghitung langkah mama
Sinarnya menggembuni jejak kaki yang melepuh
Perihnya terhapus debu harapan
Tiga dari kami ikut memburu jejak itu
Tiga yang lainnya masih bermimpi
Semoga semoga pinta mama tak jauh hari ini
Sore yang mendung menghimpit benak mama
Ujung-ujung gerimis seperti tak-kuat mendekatinya
Waktu yang tersisa tetap memeluk hidup kami
Jiwa-jiwa mungil terus bersandar didarahnya
Ma, kami tidak hanya melihat surga ditelapak kakimu
Tapi, disetiap keringat dan nafas mu
Payakumbuh, sekitar 1990
Langganan:
Postingan (Atom)