Jumat, 05 Maret 2010

semoga



...semoga ujian

Gemuruh pun terjadi, walau isyarat dari kilat sering menyambar hari-hari kami. Seperti nasehat hidup, kita harus jalani. Entah ini takdir, pesan atau ujian. Rasanya membakar mata hingga mengeluarkan panas. Panaspun membendung kantuk hingga menyambut subuh dengan gelisah. Ini mungkin sedikit lama untuk kalian.

Ingin kututup puisi ini, karena begitu rendahnya kehidupan ini. Sepertinya akar zaman mulai menginjak ubun-ubun. Kami tau Tuhan takkan mau menimpa kekuatan kami yang kecil ini. Walaupun tegar diwajah hampir membuka hati kami. Sabarlah Dek, tenanglah Nak, kita hadapi ini seperti duapuluh, sepuluh, atau setiap jengkal hidup ini. Dan kita belum mati.

Aku masih melihat senyum Mama, dan Papa di alam sana. Kita doakan dia, dia akan mendo’akan kita, dan kita berdo’a bersama-sama.

Nunang, 3 Maret 2010

Tidak ada komentar: