Jumat, 21 Februari 2014

Menyesali Api

Kembali mengantar api. Mengumpul dari dua atau tiga bara yang lupa. Syetan apa yang mengiringi, tak tau. Panasnya mulai jelas ketika ujung diraup bibir. Asap begitu cepat keluar, karena takut, karena malu, diintip dari jendela yang ragu. Bumi yang sesak mengulas nafas, terengah, berputar tak jelas. Hilang terasa, menggenggam keras, lembut meraut, lama tak diraba. Menyesal membawa api, jalan menjadi pendek, waktu menjadi cepat. Air menyirami panasnya, tisu mengeringi asapnya, menyesal membawa api. Mereka menutup bara, semoga tidak menjadi api, tidak lain kali atau ingin menyesal lagi.

Tidak ada komentar: