Selasa, 15 Juli 2008

tabur






Kedatangan

Ragu kusentuh pada tinggi kotamu, dinginnya sedikit menusuk rindu akan senyum manis bibirmu. Pertemuan ini sedikit sempurna, kulit putihmu meraut siang dengan sinar mentari. Pipimu yang merona membakar simponi dengan noktah-noktah ceria. Kata-kata meronta hati disusun lembut bibir merahmu membuat mabuk tiga dimensi.

Tak kulihat air mata dari kisah sedihmu, kerudung putih yang kau suka menarik lembut jerit hatimu, sempurna kau redam resah jiwamu. Letih ibu mendulang subuh merekah tangis dalam mimpi-mimpi yang kau nanti.

Matahari yang kau tungggu akan muncul diufuk samudra. Sinarnya melukis ombak dengan buih mutiara. Cahayanya memeluk camar dengan butir-butir permata. Silaunya akan membias langit dengan merdu pelangi.

Kedatanganku bukan untuk cinta, tapi tetap kutabur bunga.



Bukittinggi, 8 Juli 2008

Tidak ada komentar: